Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Karanganyar kembali mengambil peran strategis dalam menumbuhkan budaya literasi dengan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Membaca Nyaring. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari, dari 25 hingga 27 Februari 2025, ini bertempat di Ruang Audio Visual Dinas Kearsipan dan Perpustakaan. Mengusung semangat membangun generasi cinta buku, Bimtek ini menghadirkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari guru, pegiat literasi, pustakawan, hingga orang tua.
Setiap hari, peserta Bimtek terdiri dari kelompok yang berbeda, menyesuaikan dengan peran mereka dalam membangun budaya membaca. Hari pertama dikhususkan bagi 51 guru dari jenjang PAUD, TK, dan SD yang menjadi garda terdepan dalam menanamkan kebiasaan membaca di sekolah. Hari kedua menjadi ajang berbagi ilmu bagi 50 pegiat literasi dan pustakawan, termasuk pengelola perpustakaan desa, Taman Baca Masyarakat, serta perwakilan Pokja II PKK yang berperan dalam pemberdayaan literasi di tingkat komunitas. Sementara itu, hari ketiga melibatkan 59 peserta dari kalangan orang tua, mengingat rumah merupakan tempat pertama bagi anak mengenal dunia melalui buku.
Untuk memperkaya wawasan peserta, kegiatan ini menghadirkan narasumber berpengalaman yang telah malang melintang dalam dunia literasi dan mendongeng. Zahra Noor Eriza, S.I.Kom., M.M (Direktur PT. Speakingid) berbagi wawasan tentang seni berbicara yang menarik dan efektif. Era Wijaya S, seorang Read Aloud Trainer dan konten kreator, membagikan teknik membaca nyaring yang mampu membangun keterikatan emosional antara pembaca dan pendengar. Tak kalah menarik, Dwiana Pandanwangi, S.Pd, yang dikenal sebagai pendongeng dan trainer, menghadirkan cara kreatif membangun imajinasi anak melalui cerita.
Bimtek ini tidak sekadar menjadi ajang pelatihan, tetapi juga momentum penting dalam membangun kesadaran akan pentingnya literasi sejak usia dini. Didanai melalui DAK Non Fisik Tahun 2025, program ini diharapkan dapat mengakar dalam kehidupan masyarakat, menjadikan membaca sebagai bagian dari keseharian, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun komunitas. Dengan membaca nyaring, buku bukan sekadar deretan kata, melainkan jendela dunia yang membuka wawasan, memperkaya imajinasi, dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Karanganyar.(nuri@2025)

























Komentar Terbaru